DETEKTIF SEJARAH DIGITAL

Tanggal 9 Mei 2020, Facebook memblokir postingan Russian Today (RT) yang berisi foto ikonik/ bersejarah: ‘Raising a Flag over the Reichstag’ atau foto pengibaran bendera Uni Soviet di di Reichstag (gedung pemerintahan) Jerman yang menandai kemenangan Soviet pada Perang Dunia II (WW II). Foto tersebut sudah diwarnai berbeda dengan foto aslinya yang hitam-putih (monokrom) sehingga warna merah dengan lambang palu arit memancar--seperti yang dikatakan seorang seniman digital bernama Sanna Dullaway yang hobi mewarnai foto sejarah--to make them comes alive. Penyensoran ini menjadi polemik sebab foto aslinya saja selama ini tidak pernah dilarang di internet maupun sosial media khususnya Facebook. Pertanyaannya, mengapa algoritma Facebook secara otomatis melarang foto berwarna-nya namun tidak foto hitam putihnya? Hal ini bisa dijawab dengan cara menelusuri cara kerja pewarnaan foto bersejarah dan dampak-dampak filosofisnya terhadap pemikiran dan penelitian sejarah. Disisi lain, melakukan pewarnaan foto (dari) sejarah atau _colorized photo from history_ adalah sebuah kegiatan seni digital yang sudah populer di Reddit.com. Tokohnya seperti Sanna Dullaway, Dana Keller dan banyak lainnya. Heru Iswanto yang dikenal dengan nama @tukangpulas, disebut-sebut pelopor pewarnaan foto sejarah di Indonesia. Ia mewarnai hampir setiap foto bersejarah hitam-putih yang beredar di dunia maya seperti foto agresi miiter belanda, tokoh nasional, potret keluarga para founding father dan lainnya. Sedangkan yang pertama mengkajinya adalah Iman Zanatul Haeri dan telah mempresentasikan kajiannya dalam sebuah Konfrensi Sejarah Nasional di UGM pada tahun 2017. Hasil kajian tersebut juga telah diterbitkan di Jurnal Ilmiah Sasdaya Universitas Gajah Mada.