Kertas Usang

Manusia memang tidak pernah puas, oleh karena itu dengan segala egonya akan terus mencari si “sempurna” hingga melupakan bahwa kesempurnaan akan selalu beriringan dengan penerimaan.

Tidak ada yang perlu dibahas lagi setelah hari itu. Kamu cukup mengetahui bahwa aku baik. Lebih tepatnya sudah sangat membaik. Dan kamu jangan lagi mengetuk pintu yang kamu tutup dengan keras hari itu.

pertanyaan "gimana kalo bukan dia(n)?" seakan gak pernah ada jawabannya mau bilang gak apa-apa, tapi nyatanya kenapa-napa mau maksa, tapi Tuhan yang punya kuasa.

Pada akhirnya, kita memilih kalah karena jarak yang memisah. Alasannya sederhana, hanya karena rasa ketidakpercayaan yang membuat kita goyah.

Setiap masa berubah, asa baerubah, begitupun rasa ikut berubah. Sebab segalanya sulit jika bertahan agar tetap sama untuk waktu yang lama.