
AHMAD BANAJAH
Podcast door Ahmad Banajah
Tijdelijke aanbieding
2 maanden voor € 1
Daarna € 9,99 / maandElk moment opzegbaar.

Meer dan 1 miljoen luisteraars
Je zult van Podimo houden en je bent niet de enige
4.7 sterren in de App Store
Over AHMAD BANAJAH
Official Podcast Ash-Sheikh Al-Muqri Ahmad bin Umar Banajah dari Lembah Dau'an Hadramaut di Negeri Yaman | Tautan : https://linktr.ee/ahmadbanajah
Alle afleveringen
108 afleveringen
Di tengah derasnya arus romantisasi sejarah dan pengagungan simbol-simbol agama, seringkali garis halus antara cinta kepada Nabi ﷺ dan pelanggaran tauhid menjadi kabur. Banyak yang mengira setiap bentuk penghormatan pasti berpahala, padahal sebagian justru menjerumuskan ke jurang syirik. Pelajaran ini membuka mata: bahwa tabarruk dan tawassul bukan wilayah bebas yang bisa diatur oleh rasa, tetapi ranah tawqifi yang dikawal ketat oleh dalil. Tanpa disiplin ini, penghormatan bisa berubah menjadi penyembahan, dan cinta bisa terpelintir menjadi pelanggaran terbesar terhadap Sang Pencipta.

Dalam isu tabarruk dan tawassul, umat sering terbelah antara dua kutub: yang menghalalkan semua bentuknya atas nama cinta kepada Nabi ﷺ, dan yang menolak mentah-mentah hingga menutup pintu syariat yang sah. Padahal, kebenaran bukanlah monopoli sentimen, melainkan milik dalil yang jelas dan warisan praktik generasi awal umat ini. Berlebihan dalam perkara yang dibolehkan bisa menyeret kepada bid’ah, sementara mengharamkan apa yang diizinkan syariat adalah sikap ghuluw yang sama berbahayanya. Inilah mengapa membedakan antara tabarruk dan tawassul yang syar’i dan yang terlarang bukan sekadar kajian fikih, tapi juga penjagaan aqidah umat dari dua jurang ekstrem: syirik dan penolakan sunnah.

Di era modern ini, banyak orang mengaku berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi ketika berbicara tentang nama dan sifat Allah, mereka justru terjebak dalam ta’wil (penyimpangan makna), ta’thil (penolakan makna), atau bahkan tamtsil (penyerupaan Allah dengan makhluk). Tragisnya, sebagian merasa pemikirannya ilmiah—padahal justru bertentangan dengan metode ilmiah para salaf. Daurah ini memaparkan metode emas untuk menghadapi syubhat yang dilontarkan oleh berbagai aliran menyimpang. Tidak hanya mengungkap siapa mereka, tetapi juga membongkar logika keliru mereka satu per satu, lalu membangun kembali pondasi aqidah di atas manhaj salaf. Anda akan dibuat sadar, bahwa memahami ayat dan hadits tidak cukup hanya dengan “terjemah mentah”, tetapi butuh konteks, kaidah bahasa Arab, dan pemahaman ulama yang lurus. Siapkah Anda untuk tidak lagi terjebak dalam jebakan bahasa dan logika para pengusung bid’ah?

Tadzkirah ini mengajak kita untuk menggali lebih dalam — bagaimana penyimpangan dalam memahami "manhaj salaf" justru menjadi bumerang bagi umat sendiri, dan bagaimana itu menjadi sebab dari musibah yang menimpa tokoh-tokoh besar seperti Imam Al-Bukhari. Sebuah seruan akademik yang menusuk: Jangan sekadar membanggakan salaf, tanpa tahu bagaimana mereka berpikir. Mengutip satu atsar dan menjadikannya sebagai dalil tunggal dalam setiap masalah adalah kebodohan yang diselimuti kesalehan palsu. Inilah benih perpecahan dan musibah intelektual.

Dalam khazanah ilmu aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, pembahasan tentang sifat-sifat Allah (ṣifātullāh) merupakan fondasi yang sangat penting dan sensitif. Salah satu kesalahan paling besar dalam sejarah pemikiran Islam adalah penyelewengan terhadap nama dan sifat Allah, baik melalui penolakan (taʿṭīl), penyerupaan (tasybīh), penggambaran (takyīf), atau pengubahan makna (taḥrīf). Daurah ini menggali secara mendalam kaidah-kaidah yang dirumuskan oleh para ulama untuk menjaga kemurnian tauhid dalam bab Asmā’ wa Ṣifāt.

4.7 sterren in de App Store
Tijdelijke aanbieding
2 maanden voor € 1
Daarna € 9,99 / maandElk moment opzegbaar.
Exclusieve podcasts
Advertentievrij
Gratis podcasts
Luisterboeken
20 uur / maand