
MATARAM Radio City
Podcast de MATARAM Radio City
An online radio streaming and podcast station from Ampenan Bay , Mataram City, Lombok Island with good news and the best music for good people. We have a tagline ... GOOD NEWS FOR GOOD PEOPLE
Empieza 7 días de prueba
$99.00 / mes después de la prueba.Cancela cuando quieras.
Todos los episodios
33 episodios
Program musik menampilkan tembang cinta mancanegara era 70an hingga 2000an.

Siapa tak kenal tokoh penyiaran Indonesia yang satu ini. Ya Prof DR H Judha Riksawan SH MH, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan. Kecintaannya pada dunia penyiaran, ternyata masih lekat hingga sekarang. Saya sendiri pertama kali kenal dan ketemu Prof Judha, 21 tahun lalu. Ketika sama-sama mengikuti Workshop Program Director Radio se Indonesia yang diselenggarakan Walhi, Komseni Jakarta bekerjasama dengan Jaringan media Masima Radionet pada 19-23 Maret 1999 di Bumi Wiyata Depok Jawa Barat. Saya mewakili Radio CNL 95.3 FM Mataram dan Judha Riksawan mewakili Radio Al Ikhwan (RAI) FM Makassar. Radio tempat kami bekerja, kebetulan satu jaringan pemasaran dan sindikasi program dengan Prambors Network. Uniknya, selama workshop berlangsung, kami terlibat dalam satu kelompok hingga hari terakhir mendapat tugas ikut lomba Produksi Iklan Radio Sukseskan Pemilu 1999, Pemilu pertama pasca tumbangnya rezim Orde baru."Saya ingat itu Ray. Ketika kelompok lain bikin spot iklan, kelompok kita bikin Jingle Pemilu dan kelompok kita menang toh,' kata Prof Judha mengungkapkan kenangannya dalam obrolan hangat RayFreshTalk. Ya, itulah untuk kali pertama saya berinteraksi dan terlibat bekerjasama dengan orang-orang hebat dibalik sukses Radio Anak Muda dari berbagai Kota besar di Indonesia. Selain Judha Riksawan (Radio AL Ikhwan FM Makassar), ada juga Beny Hartawan (New Shinta FM Bandung) dan Ridwan (Guntur FM Singaraja). Prof Judha sendiri malang melintang di dunia radio profesional sejak masih duduk di bangku kuliah di Fakultas Hukum Unhas Makassar."Saya mulai siaran dan terima gaji sebagai penyiar radio sejak kuliah semester 3,"sebutnya. Tapi jauh sebelum itu,Judha remaja ternyata sudah biasa bercuap-cuap di depan mikropon. Bahkan mulai bersiaran sejak duduk di bangku kelas 5 SD, menjadi penyiar radio gelap atau ilegal. Judha mengaku bahkan sering iseng dan berani menghidupkan sendiri pemancar radio gelombang pendek atau SW jelang tengah malam. Radio itu dibuat kakaknya untuk keperluan hobby semata. Tapi keisengannya itu pula, banyak yang penasaran,siapa anak yang suka siaran tengah malam. Bagi Judha Riksawan, menjadi penyiar radio adalah taqdir dan garis hidup yang dijalani. Ditambah lagi, nama pemberian orang tuanya yang berbau dunia antariksa. "Saya diberi nama Judha Riksawan, sosok manusia antariksa, semacam star war lah. Makanya, saya wujudkan kecintaan pada antariksa itu menjadi penyiar radio,"selorohnya. Karir Judha Riksawan sebagai penyiar profesional dimulai dari penyiar honorer di Radio Bharata AM Makassar yang kini sudah migrasi ke FM. Dari penyiar biasa, Judha dipercaya sebagai Music Director Hingga Program Director. Bahkan pernah juga jadi Kepala bagian pemasaran iklan dan promosi hingga urusan produksi berita. Semua posisi penting pernah dipegang. Dari Radio Bharata, Judha sempat pindah siaran dan berkarir di Radio Al Ikhwan (RAI) FM Makassar dan dipercaya sebagai General Manager. Judha juga pernah menjadi Direktur Radio Delta FM Makassar bahkan pemegang saham. Atas segala prestasinya, Judha pun diajak bergabung dengan manajemen Prambors Network dan ikut mendirikan radio jaringan Prambors FM Makassar, radionya kawula muda."Tapi itu saya lakoni sebelum jadi dosen," kenangnya. Lantas?

Ini untuk kali pertama, saya Ray Aruman memandu RayFreshTalk dalam Bahasa Inggris. Dan saya tak menyangka obrolan santai dengan tiga generasi milenial Lombok ini begitu menyenangkan. Mereka punya pandangan, ide, gagasan dan opini brilian seputar masalah aktual dan hangat. Mulai soal fenomena Virus Korona dan situasi terkini di kampung halaman mereka. Hingga soal perkuliahan online yang dinilai tidak efektif dan membosankan." If I can say stop stop,"kata Della, Mahasiswi Bahasa Inggris Undikma Mataram. Lain lagi Sabda, yang baru saja lulus SMA dan bersiap-siap mau ikut seleksi Akademi Kepolisian. Mengaku senang riset ilmiah dan berorganisasi, tapi kepincut jadi pasukan tempur, pasukan perdamaian."Saya senang main game, apalagi game perang. Dari sana saya bisa mendalami Bahasa Inggris dan ingin jadi pasukan perang,"sebutnya. Wow! Lain Della, lain Sabda, lain pula Aprizal. Baru saja lulus kuliah dan mendapat gelar Sarjana Sains dengan predikat Cumlaude dari Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram. Pria dengan nama lengkap Ye Muhammad Aprizal ini, sedang menyiapkan diri untuk ikut ujian melanjutkan studinya ke jenjang pasca sarjana. Dengan seabreg prestasi akademis dan kegiatan ekstrakurikuler, Aprizal yang jago Bahasa Inggris dan Jepang ini, memang layak jadi kebanggaan siapa saja. Apalagi orang tuanya ya Guys! Nah simak, bincang-bincang serunya di RayFreshTalk edisi khusus Youngster Talk-English Lombok Style hanya Podcast RayFreshTalk - Mataram Radio City.

Ada fakta mengejutkan lainnya terkait pertumbuhan ekonomi NTB yang hanya minus 1% ketika pertumbuhan ekonomi nasional justru minus 5% akibat pandemi global Covid 19 yang diprediksi masih berlangsung sepanjang 2020. Menurut, Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotik) NTB I Gede Putu Aryadi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi NTB yang lebih bagus itu, karena mulai pulihnya sejumlah sektor andalan seperti pertanian, peternakan dan pariwisata yang juga mulai menggeliat. Untuk memastikan terwujudnya adaptasi kebiasaan baru NTB (Nurut Tatanan Baru), Pemerintahan Zulrohmi menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan Penyakit Menular “Korona” yang efektif berlaku mulai September 2020 mendatang.”Ini media edukasi, untuk mengingatkan masyarakat NTB tentang adaptasi kebiasaan baru yang sebenarnya sudah ada sejak lama sebagai kearifan nilai lokal,”katanya dan berharap masyarakat makin disiplin mengikuti arahan dan himbauan Pemerintah. Eit, jangan dikira tidak ada hoax dan misinformasi yang bikin juru bicara Pemerintah ini berpikir keras bagaimana menghalaunya. Apa saja hoax dan misinformasi seputar Covid 19? Yuk, kita Simak selengkapnya hanya di obrolan hangat dan segar #RayFreshTalk. Keep listening!

Pemerintah Provinsi NTB melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfotik) Nusa Tenggara Barat I Gede Putu Aryadi membantah selentingan yang menyebut Pemerintahan Zulrohmi tidak transparan dalam menjalankan roda pemerintahan dan anti kritik.”Ya kami sangat terbuka. Bahkan Gubernur NTB mungkin gubernur paling eksis di media sosial. Seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah,red) juga aktif di media sosial. Artinya, kita ingin mendengar semua ide-ide baik dan keluh kesah masyarakat itu secara proporsional. Pemerintah NTB sangat terbuka dan tidak anti kritik, tapi mari kita tetap dalam koridor nilai-nilai kesantunan,”kata Gede Aryadi, sapaan akrab Kadis Kominfotik NTB ini kepada saya dalam obrolan hangat dan segar #Podcast RayFreshTalk edisi pertama “PEMPROV NTB BUKAN BASA BASI”. Ia memaparkan sejumlah prestasi dan terobosan penting Pemprov NTB dalam menyiasati keadaan serba sulit dan simalakama, Pandemi Korona alias Covid 19 yang sudah berjalan satu semester. Mendukung kebijakan NTB Nurut Tatanan Baru (The New Normal), Pemprov NTB baru-baru ini meluncurkan aplikasi sistem pertemuan virtual yang disebut #SmeetON dengan tingkat keamanan yang tinggi dibandingkan teknologi kelas dunia sejenis seperti Zoom misalnya. Ada juga program market place jualan online untuk industri kecil menengah melalui aplikasi #NTB Mall. Belum lagi, gerakan Kampung Sehat hingga pengembangan jaringan internet masuk desa melalui program #Kampung Digital untuk menjawab persoalan sinyal internet di sejumlah kawasan blank spot di Nusa Tenggara Barat. Simak yuk!
Empieza 7 días de prueba
$99.00 / mes después de la prueba.Cancela cuando quieras.
Podcasts exclusivos
Sin anuncios
Podcast gratuitos
Audiolibros
20 horas / mes