It's Okay Let's Talk!

It's Okay Let's Talk!

Podcast de Julisca Christania

The storyteller of your healing journey. ⭐ Any questions or feedback are always welcome on: IG: @itsokayletstalk atau @ichajulisca. ⭐ P.S: Kalau ad...

Empieza 30 días de prueba

Después de la prueba 4,99 € / mes.Cancela cuando quieras.

Prueba gratis

Todos los episodios

7 episodios
episode Journey of Finding The Help That I Need (Because I am not helpless) artwork
Journey of Finding The Help That I Need (Because I am not helpless)

Di episode ini gw bersama dengan seorang teman yang akan membagikan pengalamannya bertemu dengan psikiater dan juga seorang psikolog dalam usahanya mencari pemulihan bagi jiwa dan mentalnya. Banyak yang suka bingung tentang apakah harus ke psikiater dulu atau ke psikolog dulu, di episode ini akan dibahas bahwa tidak masalah pergi yang mana duluan, karena nanti professional mental helpmu pasti akan menuntunmu kepada treatment yang memang tepat dan yang kamu butuhkan. Untuk pertanyaan dan feedback, please find me in Instagram @itsokayletstalk atau @ichajulisca. Mari kita belajar bersama-bersama untuk berbagi dan memahami semua hal yang berkaitan dengan isu kesehatan jiwa, karena tak seharusnya ada satupun yang merasa bahwa mereka sendiri dalam pertempuran ini. Kita bersama-sama. #kesehatanjiwa #mentalhealthawareness #psikiater #psikolog #konselor #healing #terapi #counseling

15 feb 2021 - 18 min
episode Leaving The Toxic Relationship (Lepaskan, Kalau Sudah Terlalu Menyakitkan) artwork
Leaving The Toxic Relationship (Lepaskan, Kalau Sudah Terlalu Menyakitkan)

Di episode kali ini, gw bersama dengan seorang teman berbincang tentang Toxic Relationship. Partner diskusi gw sekaligus membagikan pengalamannya dulu pernah menjalani hubungan yang selalu menyusahkan dan menyakitkan selama 3 tahun. Dia mengaku bahwa hubungan mereka hanya berlangsung indah di 3 bulan pertama, dan selanjutnya dia mengalami kesusahan dan kesedihan yang dihasilkan dari hubungan ini. Hubungan yang selalu memberikannya perasaan bersalah, perasaan tidak berdaya, dan selalu merasa bahwa dirinya tidak akan bisa menemukan orang lain yang bisa menerima dan mencintai dia. Dia mengaku yang membuatnya merasa kesulitan melepaskan hubungan ini adalah karena ketakutan-ketakutan yang menganggap bahwa tidak akan ada orang lain lagi yang bisa menerima dia, ketakutan kalau dia tidak akan pernah bisa menerima cinta dari tempat lain lagi. Berkali-kali berusaha memutuskan hubungan, sampai akhirnya di satu titik dalam hidupnya dia menyadari bahwa dirinya sudah terlalu lelah, dia memutuskan benar-benar menyelesaikan hubungan ini. Diluar ekspektasinya, dia tidak membutuhkan waktu lama untuk memulai hidup baru. Diapun akhirnya bisa melihat bahwa ternyata memutuskan hubungan yang sudah terlalu toxic adalah hal yang sangat mungkin dilakukan, tapi selama ini dia terlalu terperangkap dalam ketakutan-ketakutan yang dia ciptakan sendiri. Question, feedback, and stories are always welcome on IG: @itsokaytotalk or @ichajulisca. #kesehatanjiwa #mental health #mentalhealthawareness #mentalhealthmatters #toxicrelationship #healing

08 feb 2021 - 21 min
episode The Darkness of The Suicidal Mind (Sebuah Surat Untuk Menemani Gelapmu) artwork
The Darkness of The Suicidal Mind (Sebuah Surat Untuk Menemani Gelapmu)

[TW: Suicide] Banyak orang bepikir kalo yang sering banyak kasus bunuh diri hanya di Korea atau di belahan dunia lain, padahal Indonesia ada di posisi 6 kasus bunuh diri tertinggi di Asia. Tapi sangat disayangkan, masyarakat kita masih sangat sulit untuk diajak berempati dan memahami bahwa gangguan mental tidak perlu selalu dikaitkan dengan kehidupan keimanan. Gangguan mental adalah sebuah sakit yang nyata, maka sama halnya dengan orang tidak akan pernah mempertanyakan level iman seseorang yang menderita kanker atau penyakit fisik berat lainnya, seharusnya mempertanyakan kualitas iman pada seseorang yang mengalami gangguan mental adalah menjadi hal terakhir yang jangan sampai pernah kita lakukan. Gangguan mental itu benar-benar sebuah kesakitan yang nyata yang membutuhkan perawatan dan pendampingan. Seseorang yang melakukan percobaan bunuh diri, biasanya telah mencoba berbagai usaha untuk terus bertahan. Karena bunuh diri tidak pernah menjadi keputusan instant atau dadakan. Mereka sudah melakukan segala cara untuk bisa bertahan, tapi mereka akhirnya kehilangan harapan. Sedalam apapun informasi yang coba gw dalami, sebanyak apapun kata-kata yang telah gw tulis, tetapi ternyata gw tetap merasa mungkin sebaiknya ini dihapus dan dibahas di lain hari, karena yang mau gw lakukan di episode ini, gw tidak akan membacakan surat tapi justru membuatkan sebuah surat. Sebuah surat untuk kamu, kamu yang sudah bertahan sampai hari ini, terlepas dari sedahsyat apapun keinginanmu untuk menyerah pergi. Mungkin suara dikepalamu juga semakin bising, terus-terusan bilang kamu gak berdaya, kamu gak layak dihargai, kamu gak akan bisa hidup bahagia, kamu gak punya harapan untuk hidup lebih baik dan kamu sama sekali gak penting. Suara itu kadang berubah menjadi sangat familiar terdengar sehinggga kamu mulai meyakininya sebagai sebuah kebenaran ketika suara itu bilang untuk segera menyakiti dirimu supaya sakit di dadamu terasa lebih baik. Tidak pernah berhenti, pikiranmu merancangkan sebuah kepergian yang kamu harapkan tidak akan jadi terlalu merepotkan orang lain, dan kamu masih berusaha mencari di mesin pencarian: "bagaimana cara mati yang tidak terlalu sakit". Yang kamu rasakan hari ini tidak merefleksikan sebuah kehancuran, karena kamu hanya sedang tidak sehat sekarang. Dan tidak ada satupun orang di dunia ini yang pernah merasa bersalah karena mereka kena demam berdarah, pilek, atau meriang. Karena itu adalah reaksi normal atas adanya ketidaknyamanan, benda asing, atau ancaman dari luar tubuh. Dan itu sama. Depresimu, sedihmu, adalah sebuah reaksi atas ketidaknyamanan dan ancaman yang datang dari luar kendalimu. Ini bukan salahmu kalau kamu tidak bisa mengendalikan sedih dan tangisanmu. Bukan salahmu kalau hidupmu tidak berjalan sesuai dengan harapanmu, juga bukan salahmu kalau keluarga atau orang-orang yang kamu kasihi justru sangat berkontribusi atas semua sakitmu hari ini. Depresi dan keinginan untuk mati bukan tentang menemukan siapa yang salah dan harus diadili. Depresi dan keinginan untuk mati hanya menjelaskan tentang satu periode waktu dalam chapter hidupmu, karena sedih ini tidak akan selamanya menguasaimu. Pergumulan mentalmu sama sekali tidak menentukan akhir hidupmu, karena penciptamu tidak sedang bergurau saat Dia menciptakanmu. Hidupmu adalah sebuah maha karya dari pencipta yang maha besar dan maha luar biasa jadi kamu adalah buatan tanganNya yang sangat berharga. Kamu tidak hancur berantakan, kamu hanya sedang kurang sehat dan sedang menunggu antrian kesembuhan. Dan menginginkan sembuh bukanlah mimpi yang terlalu angkuh, karena damai dan bahagia juga adalah bagianmu.  Questions and your stories are always welcome on IG: @itsokaytotalk or @ichajulisca. #kesehatanjiwa #mental health #mentalhealthawareness #mentalhealthmatters #depression #suicide #suicideprevention #bunuhdiri Cr footage: CNN Indonesia, NET News, Buletin iNews, Tribunews on Youtube. Cr backsound: Lee Hi - Breathe (guitar cover: Ghernest Eduard)

31 ene 2021 - 14 min
episode The Grief - Will There Be a Good Life After Loss? (Menerima Kehilangan Demi Melanjutkan Perjalanan) artwork
The Grief - Will There Be a Good Life After Loss? (Menerima Kehilangan Demi Melanjutkan Perjalanan)

[Trigger Warning: miscarriage, death] Kehilangan tidak terbatas seputar kematian. Kehilangan juga bisa tentang hilangnya pekerjaan, hilangnya benda-benda berharga, hilangnya pertemanan oleh karena sebuah kesalahpahaman, atau bisa juga tentang hilangnya kebebasan dan rasa aman oleh karena pembatasan sosial besar-besaran yang saat ini hampir semua manusia di dunia rasakan. Itu semua adalah juga sebuah kehilangan. Kehilangan bisa juga tentang hilangnya kepercayaan oleh karena perselingkuhan, hilangnya kebersamaan oleh karena perceraian, atau hilangnya kebahagiaan oleh karena tantangan hidup yang terlalu berat ditahan. Kehilangan adalah apa yang tadinya ada menjadi tidak ada. Dan segala bentuk kehilangan, sama-sama menyakitkan.  Ketika gw mengetahui misalnya temen atau seseorang baru saja kehilangan, terutama kehilangan seseorang yang tidak bisa kembali lagi, biasanya gw tidak berani berkata banyak. Karena gw tau tidak ada satupun kata-kata yang mampu meringankan duka kehilangan yang mereka rasakan. Gw memilih sepotong kalimat yang sederhana "Please let me know if there is anything I can do to help you." - tolong kasih tau gw kalau ada yang bisa gw lakukan buat lo." kalimat sederhana yang diisi sebuah harapan bahwa itu setidaknya bisa membuat mereka merasa gw bersama mereka di saat susah. Mereka membutuhkan ruang dan kesempatan untuk bersedih, jadi biarkan mereka bersedih. Biarkan mereka menangis, biarkan mereka merasakan segala dinamika emosi yang harus dilewati, dan kita cukup terus berdiri di belakangnya dan memastikan mereka tidak jatuh sendiri. ------------------------- Mengetahui soal 5 tahap berduka ini tidak hanya bisa membantu mereka yang mengalami kedukaan, tapi juga membantu kita selagi mendampingi mereka yang baru saja kehilangan. 5 Tahapannya yaitu Fase Penyangkalan, fase kemarahan, fase penawaran (atau bargaining), fase depresi, dan akhirnya fase penerimaan. Di tahap akhir atau tahapan penerimaan, seseorang akhirnya memiliki kemampuan untuk memaafkan dan menerima bahwa hidup harus lagi dilanjutkan. Acceptance bukan memaksakan diri untuk memiliki pikiran positif, melainkan menemukan kemampuan untuk berpikir rasional dan realisitis. Goal akhir sebuah fase penerimaan adalah bukan tentang melupakan atau rasa sakit yang sengaja diabaikan, tapi lebih kepada bagaimana maju ke depan sambil menata kembali pikiran tentang apa yang akan dilakukan di masa depan.  Kenangan itu tetap ada, kenyataan tetap tidak berubah, dan sakit itu masih kadang terasa, tapi setidaknya kita sudah berhasil kembali kepada jalan yang seharusnya diteruskan. Kelima tahapan berduka ini tidak ada patokan tentang harus berapa lama dan sampai kapan. Bisa 2 minggu, 2 tahun, atau mungkin 2 bulan. Dan itu tidak apa-apa. 5 tahapan itu juga tidak mengartikan sebuah urutan. Mungkin hari ini kita sampai di tahapan penerimaan, tapi besok bisa saja kita memasuki lagi tahapan penyangkalan. Hari ini mungkin kita sudah bisa dengan ikhlas menerima, tapi besok, bisa saja kembali pada tahapan depresi yang penuh air mata. Pada intinya  siapa saja berhak mengambil waktu sebanyak-banyaknya yang dibutuhkan untuk akhirnya bisa berdamai dengan duka. Berbaik hatilah pada diri sendiri, karena tidak mudah melewati kehilangan atau ditinggal pergi. It's okay, we don't have to be okay right away. Pelan-pelan, jangan terburu-buru ingin segera pulih hanya karena sudah terlalu lelah merasa bersedih. Biarkan semua emosi datang dan ijinkan dirimu merasakan, karena pada akhirnya semua emosi yang dengan baik diperlakukan akan dengan sendirinya berpamitan. ------------------------- Questions and Feedback are always welcome on IG: @itsokaytotalk or @ichajulisca. And yes - in there, I am also accepting all your story about the moment of pursuing such healing. I see you, we are in this together. #kesehatanjiwa #mental health #mentalhealthawareness #mentalhealthmatters #kehilangan #tahapanberduka

25 ene 2021 - 19 min
episode Panic Attack - Embracing The Attacks (Serangan Panik Yang Membuat Semakin Panik) artwork
Panic Attack - Embracing The Attacks (Serangan Panik Yang Membuat Semakin Panik)

Hello! Di episode kali ini gw akan membacakan sebuah cerita yang gw terima beberapa hari lalu dari seseorang yang ngalamin Panic Attack atau Serangan Panik. Pencerita membagikan bahwa serangan pertama kali yang dia alami itu di tahun 2016. Tanpa ada sebab dan alasan yang jelas tiba-tiba pencerita merasa kesulitan bernafas, dia merasa jalur pernafasannya kaya tersumbat dan terasa seperti tidak ada udara yang bisa masuk untuk bisa dihirup. Otomatis diapun langsung merasa panik. Dan semakin dia panik, semakin dia ngerasa sesak nafas. Pikiran dia udah kemana-mana dan dia bener-bener ngerasa mau pingsan karena kesulitan bernafas. Pencerita sempat mikir apa itu masalah jantung atau masalah pernafasan lainnya, sehingga dia langsung pergi ke UGD. Setelah melakukan pemeriksaan di UGD ditemukan bahwa tidak ada masalah apapun dengan fisiknya. Dan tidak lama setelah itu dia pun bisa pulang. Setelah hari itu, pencerita pun masih kembali mengalami serangan-serangan yang serupa dan masih harus pergi ke UGD untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa. Akhirnya dia tau kalau itu gejala serangan panik, tapi bagaimanapun juga dia masih selalu mencari rumah sakit setiap serangan itu datang. Karena reaksi tubuh yang dihadapi selalu berbeda, maka dia seperti gak mau gambling dan lebih memilih rumah sakit untuk memastikan. ---------------------------------------------------------- Serangan panik itu sendiri adalah keadaan dimana seseorang mengalami rasa takut atau gelisah berlebihan secara tiba-tiba. Bisa kadang ada pemicu disekitarnya, atau kadang juga tiba-tiba terjadi begitu aja. Serangan ini biasanya ditandai dengan detak jantung yang bertambah cepat, napas menjadi pendek, pusing, otot menjadi tegang, atau gemetar. Seperti yang gw juga udah share sebelumnya tadi bahwa ketika serangan panik itu datang rasanya sulit banget bernafas, kaya sulit banget mengambil udara untuk dihirup. Emang untuk orang-orang yang baru pertama kali ngalamin ini emang pasti jadi pengalaman yang menakutkan sekali, karena di pikiran pertama kita pasti oh jangan-jangan ini masalah jantung atau masalah paru-paru gw nih gitu kan ya.  Karena emang keduanya punya gejala yang mirip, sama-sama terasa sesak bernafas, sama-sama terasa nyeri di dada. Penyebab serangan panik itu sendiri sebenarnya juga sangat beragam. Bisa karena faktor biologis atau bisa juga karena faktor luar seperti stress atau tekanan hidup, kejadian yang menimbulkan trauma, atau bisa juga kamu telah mengalami transisi kehidupan yang cukup signifikan seperti contoh meninggalnya seseorang yang sangat berarti, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau bisa juga kehidupan pernikahan atau memiliki anak yang baru dijalani. Semua itu bisa jadi pemicu seseorang untuk mengalami serangan panik. Di episode ini gw secara singkat membahas tentang gimana kita bisa dengan secara general membedakan mana yang bisa dinyatakan sebagai serangan panik dan mana yang merupakan serangan jantung. Dan disini juga gw akan membahas langkah pertama apa yang bisa dilakukan ketika seseorang ngalamin Panic Attack atau serangan panik. ------------------------------------------------------------- Untuk pertanyaan dan feedback please reach me on IG: @itsokayletstalk atau @ichajulisca. Dan seperti yang gw mention juga di episode ini kalau kalian merasa ingin sharing soal pengalaman kalian bagi yang pernah atau sedang mengalami gangguan kesehatan jiwa, yes you may send me a message! So I will see you again in next episode,  I wish you all healing, love and peace! -- #kesehatanjiwa #depresi #depression #mentalhealth #healing #mentalhealthawareness

16 ene 2021 - 19 min
Soy muy de podcasts. Mientras hago la cama, mientras recojo la casa, mientras trabajo… Y en Podimo encuentro podcast que me encantan. De emprendimiento, de salid, de humor… De lo que quiera! Estoy encantada 👍
MI TOC es feliz, que maravilla. Ordenador, limpio, sugerencias de categorías nuevas a explorar!!!
Me suscribi con los 14 días de prueba para escuchar el Podcast de Misterios Cotidianos, pero al final me quedo mas tiempo porque hacia tiempo que no me reía tanto. Tiene Podcast muy buenos y la aplicación funciona bien.
App ligera, eficiente, encuentras rápido tus podcast favoritos. Diseño sencillo y bonito. me gustó.
contenidos frescos e inteligentes
La App va francamente bien y el precio me parece muy justo para pagar a gente que nos da horas y horas de contenido. Espero poder seguir usándola asiduamente.

Disponible en todas partes

¡Escucha Podimo en tu móvil, tablet, ordenador o coche!

Un universo de entretenimiento en audio

Miles de podcast y audiolibros exclusivos

Sin anuncios

No pierdas tiempo escuchando anuncios cuando escuches los contenidos de Podimo.

Empieza 30 días de prueba

Después de la prueba 4,99 € / mes.Cancela cuando quieras.

Podcasts exclusivos

Sin anuncios

Podcasts que no pertenecen a Podimo

Audiolibros

20 horas / mes

Prueba gratis

Otros podcasts exclusivos

Audiolibros populares