
SMA Islam Al Ghozali
Podcast von Liyas Syarifuddin
Selamat datang di podcast SMA Islam Al Ghozali podcast kumpulan bahan ajar tingkat SMA untuk membantu guru dan siswa dalam KBM sebagai pengayaan dan literasi,selamat bergabung dan sukses selalu guru Indonesia Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support
Kostenlos testen für 30 Tage
4,99 € / Monat nach der Testphase.Jederzeit kündbar.
Alle Folgen
24 Folgen
Materi Sosiologi SMA Kelas XII: PERUBAHAN SOSIAL Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial. Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-alasan sebagai berikut. Menghadapi masalah-masalah baruKetergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaanLingkungan yang berubah Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikanAdanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk mengatasinyaTingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidupSikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakatSistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik Berikut karakteristik perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubahPerubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri 4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat. Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan. Teori Utama Pola Perubahan Sosial Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu : Teori Siklus Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.  Teori Perkembangan Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app [https://anchor.fm/app]--- Send in a voice message: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/message Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support [https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support]

Perempuan-perempuan tangguh penguasa tanah Jawa Muncul asumsi bahwa perempuan merupakan makhluk lemah dan sangat tergantung dengan kaum pria. Benarkah demikian? Jawabnya, tidak. Mengingat banyak perempuan tangguh dilahirkan di bumi. Mereka tidak menyandang predikat perempuan, namun wanita yang dalam pemahaman orang Jawa, wani ditata (berani diatur) dan sekaligus wani nata (berani mengatur) sebagaimana kaum pria. Bukan sekadar berperan turut mengatur rumah tangga, namun juga mengatur negara sebagai seorang ratu. Termaktub dalam sejarah di tanah Jawa, beberapa wanita yang menduduki jabatan sebagai ratu, antara lain: Ratu lay Shima (Kalingga), Pramodhawardhani (Medang periode Jawa Tengah dari Dinasti Sailendra terakhir), Sri Isana Tunggawijaya (Medang Periode Jawa Timur kedua), Tribhuwana Wijayatunggadewi (Majapahit ketiga), dan Sri Suhita (Majapahit keenam). Selain itu, muncul bupati ]epara sebelum era pemerintahan Arya Penangsang di Demak dan semasa pemerintahan Sultan Hadiwijaya di Pajang, yaitu Ratu Kalinyamat. Berkaitan wanita sebagai ratu, tidak hanya ada di Jawa, namun juga di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, dan Sulawesi, semisal Sultanah Nahrasiyah (Samudera Pasai); Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam, Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam, Sri Ratu Zaqiatuddin lnayat Syah, dan Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (Aceh Darussalam); Mahisa Suramardini Warmandewi dan Sphatikarnawa Warmandewi (Salakanagara); Nyi Mas Ratu Patuakan dan Nyi Mas Ratu Inten Dewata (Sumedanglarang); Maharatu Mayang Mulawarni (Kutai Martapura); Tumanurung (Gowa); Sultana Zainab Zulkiyahtuddin, l-Danraja Siti Nafisah Karaeng Langelo, We Maniratu Arung Data, dan Sri Sultana Fatima (Bone); serta Ratu Wa Kaa Kaa dan Ratu Bulawambona (Buton). Selain para ratu dari Jawa dan luar Jawa, banyak perempuan perkasa yang berpredikat sebagai permaisuri, pahlawan, pemikir, politikus, menteri, dan lain-lain, antara lain Nyi Ageng Serang (Mataram), Nyi Ontosoroh, Cut Nyak Dhien (Aceh), Cut Nyak Meutea (Aceh), dan Martha Christina Tiahahu (Maluku). Oleh karena itu, dengan hadirnya konten ini diharapkan mampu memberikan pencerahan bagi setiap pendengar. Selain menggugah inspirasi dan spirit dalam penyetaraan gender, konten ini akan mampu menguak misteri di balik kelembutan sikap dan tutur kata wanita Jawa khususnya, dan Nusantara pada umumnya, di mana sebelah mata. --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app [https://anchor.fm/app]--- Send in a voice message: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/message Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support [https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support]

Human Life in prehistoric in Indonesia The life of the people (humans) in prehistoric times is divided into 3 periods. that is: A. The Time of Hunting and gathering (Food Gathering) At this time humans are still physically limited in their efforts in dealing with natural conditions. The level of human thinking that is still low causes his life to move places and depend his life on nature by hunting and gathering food. Praaksara humans can already use simple tools in gathering food. The aids are made of simple sharpened stone, bones. or wood. The characteristics of this era are: 1. The eyes of hunting and gathering food 2. Life move around and not settled (nomadic) 3. Place of residence: caves 4. The tools used are made of stone which is still rough, bones and deer antlers such as: the ax ax, shale tools, bone tools, hand ax B. The period of farming (Food Producing) Enter the Neolithic era. human thinking ability begins to develop. So that an effort arises to prepare an adequate supply of foodstuffs in a certain period. In these efforts, humans grow crops and are no longer dependent on nature. The characteristics of this era are: 1. Has begun to settle 2. Good at making a house as a place to live 3. How to produce food by growing crops or having land 4. Began to form community groups 5. Tools made of wood. horns, bones, bamboo, clay and stone 6. The tools have been sprayed / honed 7. This farming era coincided with the Neolithic era (young stone age) and the Megalithic Age (big stone age) C. The Carpenters Period At this time people are familiar with metal processing techniques. The place for metal processing is called perundagian and the person who is skilled at doing it is called Undagi. 1. Humans have been good at making metal tools with special skills and expertise 2. Already know paddy fields 3. Equipment produced: ax funnel. nekara, knives, plows and metal farming tools 4. Has reached a steady level of socio-economic development There are two ways of making metal, namely mold III (a cire perdue); the object in question is made of wax and covered with wet clay. then burned, Illin melted from the hole made at the bottom. The mold is finished made, liquid metal is poured into oil, after the cold mold is broken. The second is a bivalve mold, using a mold made from wet clay. After drying the molten metal is poured into it and allowed to stand until it is cold then the mold is opened. The dating period is divided into three eras, namely: 1. Copper Age At this time humans use copper as a cultural tool that is only known in some parts of the world. In Southeast Asia, especially Indonesia, there is no known copper age. This is evidenced by the absence of artifacts made and copper. 2. Bronze Age One can mix copper with tin so that a harder metal is obtained. The bronze objects found in Indonesia show similarities to the findings in Dongson (Vietnam), both the shape and pattern of the decoration. This has led to allegations about the cultural relationship that developed in Dongson with Indonesia. 3. Iron Age At this time people have been able to melt iron to be poured into the tools needed, at this time in Indonesia there are not many tools made of iron, only a few such as funnel axes, nekara, knives, plows and metal farming tools. Between the Neolithicum and the metal age megalithic culture flourished. that is, culture that uses big boulders as a tool. even the pinnacle of megalithic culture was precisely in the metal age. Examples of Megalithic culture results: Dolmen are stone tables where offerings are offered to the spirits of the ancestors. Sarcophagus is a place for storing bodies. Generally made of stone. Sarcophagi are often stored above the ground, therefore sarcophagi are often carved. carefully decorated and made. Grave stone, the raw material of this stone crock is a type of tuff rock and sandstone. Like the sarcophagus. This stone tomb serves as a storag --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app [https://anchor.fm/app]--- Send in a voice message: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/message Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support [https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support]

KEHIDUPAN MANUSIA PRASEJARAH DI INDONESIA Kehldupan masyarakat atau manusia pada zaman prasejarah terbagi menjadi 3 periode. yaitu: A. Masa Berburu dan Meramu atau Food Gathering Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas usahanya dalam menghadapi kondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan menggantungkan hidupnya kepada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Manusia praaksara sudah bisa menggunakan alat bantu sederhana dalam mengumpulkan makanan. Alat bantu itu terbuat dari batu yang diasah sederhana, tulang. ataupun kayu. Ciri zaman ini adalah : 1.Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan 2.Hidup berpindah-pindah dan belum menetap atau nomaden 3.Tempat tinggalnya di gua-gua 4.Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan tanduk rusa seperti :Kapak perimbas, Alat serpih,Alat tulang, Kapak genggam B. Masa Bercocok tanam atau Food Producing Memasuki zaman Neolithikum. kemampuan berpikir manusia mulai berkembang. Sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu. Dalam upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam. Ciri zaman ini adalah : 1. Telah mulai menetap 2. Pandai membuat rumah sebagai tempat tinggal 3. Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma 4. Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat 5. Alat-alat terbuat dari kayu. tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu 6. Alat-alatnya sudah diupam atau diasah 7. Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar) C. Masa Bertukang (perundagian) Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam. Tempat untuk mengolah logam disebut perundagian dan orang yang ahli mengerjakannya disebut Undagi.Ciri zaman ini : 1. Manusia telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilan dan keahlian khusus 2. Sudah mengenal bersawah 3. Alat-alat yang dihasilkan : kapak corong. nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari logam 4. Telah mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap Ada dua cara teknik pembuatan logam, yaitu cetakan lllln (a cire perdue); benda yang dimaksud dibuat dari lilin dan ditutup tanah liat basah. lalu dibakar, Illin meleleh dari lubang yang dibuat di bagian bawah. Cetakan selesai dibuat, logam cair dituangkan ke dalam cetakan,setelah dingin cetakan dipecah. Kedua adalah cetakan setangkup (bivalve), menggunakan cetakan terbuat dari tanah liat basah. Setelah kering logam cair dituangkan ke dalamnya dan didiamkan sampai dingin lalu cetakan dibuka. Masa perundagian yang dibagi ke dalam tiga zaman yaitu : 1. Zaman Tembaga Pada zaman ini manusia menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan yang hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara, khususnya lndonesia tidak dikenal adanya zaman tembaga. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya artefak-artefak yang dibuat dari tembaga. 2. Zaman Perunggu Orang dapat mencampur tembaga dengan timah sehingga diperoleh logam yang lebih keras. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesia menunjukan persamaan dengan temuan temuan di Dongson (Vietnam), baik bentuk maupun pola hiasannya. Hal ini menimbulkan dugaan tentang adanya hubungan budaya yang berkembang di Dongson dengan di Indonesia. 3. Zaman Besi Pada masa ini orang telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi, hanya beberapa seperti kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari logam. Antara zaman Neolithikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithikum. yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu batu besar sebagai alatnya. bahkan puncak kebudayaan megalithikum justru pada zaman logam. Contoh hasil kebudayaan Megalithikum : Dolmen : adalah meja batu tempat meletakkan sesaji --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app [https://anchor.fm/app]--- Send in a voice message: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/message Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support [https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support]

Rangkuman materi Sosiologi kelas 10 bab 5 tentang penyimpangan sosial --- This episode is sponsored by · Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app [https://anchor.fm/app]--- Send in a voice message: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/message Support this podcast: https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support [https://anchor.fm/liyazsyarifuddin/support]
Kostenlos testen für 30 Tage
4,99 € / Monat nach der Testphase.Jederzeit kündbar.
Exklusive Podcasts
Werbefrei
Alle frei verfügbaren Podcasts
Hörbücher
20 Stunden / Monat